DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
A.
Guru:
Pertanyaan:
1.
Menurut Ibu/Bapak, apa saja dampak negatif yang ditimbulkan dari
penggunaan formalin dan boraks pada jajanan siswa?
2.
Menurut Ibu/Bapak, apakah manfaat dilakukan
penyuluhan tentang bahaya dari penggunaan formalin dan boraks?
3.
Menurut Ibu /Bapak, apa
saja ciri-ciri dari jajanan yang mengandung boraks?
4.
Menurut Ibu/Bapak, apa
saja ciri-ciri dari jajanan yang mengandung formalin?
5.
Bagaimana reaksi tubuh
bila mengkonsumsi jajanan yang mengandung formalin dan boraks?
6.
Mengapa setelah
mengonsumsi formalin dan boraks dalam jangka waktu yang panjang dapat
mengakibatkan dampak yang buruk terhadap kesehatan?
7.
Menurut Ibu/Bapak
bagaimana seharusnya peredaran formalin dan boraks yang diatur dalam Negara
Republik Indonesia?
8.
Menurut Ibu/Bapak
mengapa formalin dan boraks dapat dikategorikan sebagai bahan karsinogenik?
9.
Menurut Ibu/Bapak apa
saja yang perlu disosialisasikan mengenai formalin dan boraks?
10.
Bagaimanakah cara
Ibu/Bapak untuk menguji kandungan boraks dan formalin dalam jajanan?
Jawaban :
1.
Dampaknya tidak
terlihat dalam jangka waktu yang pendek. Untuk dapat terlihat maka
boraks/formalin harus diakumulasi terlebih dahulu dalam tubuh. Gejala langsung
yang dapat kita lihat, antara lain : mual dan pusing. Sedangkan gejala yang
muncul secara tidak langsung, antara lain : kanker, gangguan pada hati, dan
gangguan pada ginjal
2.
Supaya para siswa
mengenal tindakan preventif sebelum terkena dampaknya supaya lebih dapat
menyeleksi jajanan yang mengandung dan tidak mengandung boraks/formalin.
3.
Tekstur jajanan yang
mengandung boraks akan lebih kenyal, jajanan tidak mudah basi dalam jangka
waktu 2-3 hari dalam suhu kamar, sedangkan pada jajanan yang tidak mengandung
bahan kimia, normalnya hanya bertahan selama 1 hari dalam suhu kamar. Biasanya
jajanan ini memiliki rasa yang asin dan juga pahit, tetapi rasa pahit dari
jajanan biasanya masih tertingggal di bagian pangkal dari lidah.
4.
Tekstur jajanan yang
mengandung formalin cenderung tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Namun
bila dicium biasanya terdapat aroma obat di dalam jajanan, semakin menyengat
aroma dari obat tersebut maka semakin pekat konsentrasi formalin dari jajanan tersebut. Dari rasa
hampir tidak ada perbedaan rasa dari jajanan yang mengandung formalin dengan
yang tidak. Untuk lebih jelasnya maka diperlukan pengujian laboratorium.
5.
Pertama di bagian
pangkal lidah akan terdapat rasa pahit yang tertinggal. Kemudian ketika jajanan
yang mengandung formalin atau boraks bergerak menuju kerongkongan maka akan
meninggalkan rasa sakit di faring yang kerap disebut dengan faringitis. Ketika
berada di lambung maka akan menyebabkan perasaan mual dan kembung. Hal ini
terjadi karena formalin dapat berubah menjadi gas. Formalin/boraks kemudian
akan diserapke pembuluh darah untuk di edarkan ke seluruh tubuh. Hal ini akan
mengakibatkan rasa sering haus, rasa sering haus ini juga akan mengakibatkan
rasa ingin buang air kecil. Jika jajanan tersebut masih dikonsumsi dalam jangka
panjang, maka hal yang paling utama terjadi adalah kanker hati.
6.
Karena dosis
formalin/boraks sudah melebihi ambang batas, maka hal ini akan menyebabkan
dosisnya tidak dapat diserap oleh hati. Formalin/boraks yang tidak dapat
diserap oleh hati kemudian akan bergerak
bersama darah melalui pembuluh darah menuju ke ginjal. Ginjal akan menyerp
dosis formalin/boraks yang tidak dapat diserap hati. Apabila terdapat kerusakan
pada ginjal, maka formalin/boraks akan
kembali terbawa lagi ke dalam darah yang sudah dibersihkan oleh ginjal
untuk diedarkan seluruh tubuh terutama otak dan jantung. Hal ini juga
mengakibatkan dosis formalin/boraks dapat terakumulasi dalam otak yang dapat
mengakibatkan kanker otak.
7.
Untuk formalin dan
boraks tentunya dapat dengan mudah untuk dibeli di pasaran tanpa memerluka ijin
dari dokter. Ketidak tahuan dosis aman dari penggunaan formalin dan boraks
inilah yang kemudian membuat para pedagang untuk menambahka formalin dan boraks
dengan takaran sendiri. Hal ini juga dilakukan demi mendapat keuntungan yang
besar.
8.
Tubuh sendiri tidak
dapat menetralkan atau menguraikan formalin dan boraks dalam jumlah yang besar.
Hal ini tentu akan mengakibatkan zat tersebut terakumulasi dalam organ-organ
tubuh. Yang memicu terjadinya kanker.
9.
Untuk sosialisasi
kepada siswa kita hanya perlu menunjukkan saja bahaya dari penggunaan
formalin/boraks serta ciri-cirinya. Paling tidak kader dari UKS dapat memberi
contoh agar siswa tidak mengkonsumsi jajanan yang mengonsumsi jajanan yang
mengandung formalin/boraks.
10.
Dapat kita lakukan
dengan uji nyala. Menggunaka asam sulfat pekat yang ditambahkan dengan
methanol, kemudian kita sulut dengan api. Apabila pinggiran dari api berwarna
kehijau-hijauan maka dapat dipastikan apabila jajanan tersebut positif
mengadung boraks. Untuk menguji ada atau tidaknya kandungan formalin dalam jajanan,
kita dapat menggunakan larutan kalium permanganat. Jajanan yang dicurigai
mengandung formalin kemudian kita masukkan kedalam larutan kalium permanganat.
Apabila warna dari kalium permanganat yang semula berwarna ungu berubah menjadi
bening maka jajanan tersebut positif mengandung formalin.
B.
Siswa :
Pertanyaan :
1.
Apakah Anda dapat
menyebutkan apa saja dampak negatif dari boraks dan formalin dalam jajanan?
2.
Dapatkah anda
menyebutkan apa ciri-ciri dari jajanan yang mengandung boraks?
3.
Dapatkah Anda menyebutkan
apa ciri-ciri dari jajanan yang mengandung formalin?
4.
Apakah manfaat diadakan
penyuluhan mengenai bahaya dari penggunaan boraks dan formalin dalam jajanan
siswa?
5.
Menurut anda mengapa
formalin dan boraks digolongkan sebagai zat kimia berbahaya?
6.
Apa yang anda lakukan
bila jajanan yang anda konsumsi terindikasi mengandung formalin/boraks?
7.
Menurut Anda mengapa boraks/formalin dilarang digunakan
sebagai bahan campuran jajanan?
8.
Apa saja yang perlu
disosialisasikan mengenai formalin dan boraks?
9.
Menurut Anda apa saja
yang dapat dilakukan untuk menekan penggunaan formalin dan boraks dalam
jajanan?
10.
Bagaimanakah cara anda
untuk menguji adanya kandungan boraks dan formalin dalam jajanan yang anda
konsumsi?
Jawaban :
1.
Dalam jangka panjang
boraks/formalin yang terus-terusan dikonsumsi akan mengakibatkan
pengakumulasian didalam organ-organ tubuh yang dapat menyebabkan berbagai
penyakit terutama kanker.
2.
Memiliki tekstur yang
cenderung baik, lebih kenyal, dan lebih tahan lama
3.
Akan sulit untuk basi,
biasanya dapat bertahan lebih lama daripada jajanan yang tidak mengandung bahan
pengawet atau bahan yang mengandung bahan pengawet alami
4.
Menambah wawasan siswa
mengenai ciri-ciri jajanan yang mengandung formalin/boraks dan supaya tahu
dampak negatif dari mengonsumsi jajanan yang mengandung formalin/boraks
5.
Apabila digunakan
secara terus-menerus walaupun dalam dosis yang sedikit, maka akan menyebabkan
akumulasi formalin/boraks didalam tubuh sehingga menimbulkan dampak yang
negatif dalam jangka waktu yang panjang.
6.
Apabila sudah terjadi
kecanduan maka yang akan dilakukan adalah mengurangi konsumsi dari jajanan
tersebut secara terus-menerus hingga hilang rasa ingin mengonsumsinya lagi.
Namun lebih baik jika dapat dihindari mengkonsumsi jajanan tersebut sebelum
kecanduan.
7.
Untuk membuat jajanan
lebih awet dan memperbaiki terkstur sehingga mendapatkan laba yang besar
8.
Untuk siswa yang perlu
disosialisasikan, antara lain : ciri-ciri dari formalin dan boraks, dampak
negatif dari jajanan yang menggunakan formalin dan boraks, serta cara untuk
mengetahui kandungan formalin dan boraks dalam jajanan.
9.
Dapat menggunakan bahan
pengawet alami atau cara alami untuk mengawetkan jajanan untuk menggantikan
penggunaan formalin, serta menggunakan bahan pengenyal alami untuk menggantikan
penggunaan boraks.
10.
Dapat dilihat dari
ciri-cirinya, antara lain : sukar membusuk, sangat kenyal, serta berbau
menyengat.
0 komentar:
Posting Komentar