Jumat, 27 Februari 2015

Sistem Periodik Unsur

Tidak ada komentar:
Image result for tabel periodik
Sistem periodik unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu. Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.

Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur

Pengelompokan atas Logam dan NonLogam

Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier yang mengelompokkkan unsur ke dalam logam dan nonlogam. Pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal. Oleh karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur tersebut kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lain, artinya belum terlihat adanya kemiripan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Tentu saja pengelompokan atas logam dan nonlogam masih sangat sederhana, sebab antara sesama logam pun masih terdapat banyak perbedaan.

Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner ,seorang profesor kimia di Jerman, mengemukakan bahwa massa atom relatif stronsium sangat dekat dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip stronsium, yaitu kalsium dan barium. Dobereiner juga menemukan beberapa kelompok unsur lain mempunyai gejala seperti itu. Oleh karena itu, Dobereiner mengambilan kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang disbutnya triade. Namun sayang, Dobereiner tidak berhasil menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut tidak bermanfaat.

Hukum Oktaf Newlands

J.W. Newlands merupakan orang yang mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Pada tahun 1863, ia menyatakan bahwa sifat sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan dan seterusnya.  Image

Sistem Periodik Mendeleev

Diantara para ahli yang dianggap paling berhasil dalam mengelompokkan unsur-unsur dan berani menduga adanya unsur-unsur yang pada saat itu belum ditemukan adalah Dmitry Mendeleev. Mendeleev mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Cara pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan kartu. Dalam kartu tersebut ditulis lambang atom, massa atom relatifnya dan sifat-sifatnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode. Sistem periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat pada tabel berikut:
Image
Mendeleev sengaja mengosongkan beberapa tempat untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Beberapa kotak juga sengaja dikosongkan karena Mendeleev yakin masih ada unsur yang belum dikenal karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai dengan ramalan Mendeleev adalah germanium yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh Mendeleev.

Sistem Periodik Modern dari Hhenry G. Moseley

Pada awal abad 20, setelah penemuan nomor atom, Henry Moseley menunjukkan bahwa urut-urutan unsur dalam sistem periodik Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Penempatan telurium (Ar = 128) dan iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai dengan keniakan massa atom relatif, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52; I = 53).

Sistem Periodik Modern

Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomya. Artinya, jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Itu sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel Periodik.
Periode
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode. Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.
Periode
Jumlah Unsur
Nomor Atom
1
2
1-2
2
8
3-10
3
8
11-18
4
18
19-36
5
18
37-54
6
32
55-86
7
32
87-118
Periode 1, 2,3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur, sedangkan periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.
Golongan
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur dalam golongan berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri atas 18 kolom vertikal. Ada dua cara penamaan golongan, yaitu:
    • Sistem 8 golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-masing terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B disebut juga unsur transisi. Nomor golongan ditulis dengan angka Romawi. Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdiri atas 3 kolom vertikal.
    • Sistem 18 Golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi kedalam 18 golongan, yaitu golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak pada golongan 3-12
Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus, diantaranya:
    • Golongan IA            : logam alkali (kecuali hidrogen)
    • Golongan IIA           : logam alkali tanah
    • Golongan VIIA         : halogen
    • Golongan VIIIA        : gas mulia
Unsur transisi dan transisi dalam
  • Unsur Transisi
Unsur-unsur yang terletak pada golongan-golongan B disebut unsur transisi atau unsur peralihan. Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan dari golongan IIA ke golongan IIIA, yaitu unsur-unsur yang dialihkan hingga ditemukan unsur yang mempunyai kemiripan sifat dengan golongan IIIA
  • Unsur transisi dalam
Dua baris unsur yang ditempatkan dibagian bawah Tabel Periodik disebut unsur transisi dalam, yaitu terdiri dari:
    • Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57-70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga disebut lantanoid atau lantanida
    • Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89-102 (14 unsur). Ke-14 unsur ini sangat mirip dengan aktinium, sehingga  disebut aktinoida atau aktinida
Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu lantanida pada periode keenam dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi, golongan IIIB periode keenam dan periode ke tujuh, masing-masing berisi 15 unsur.
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan konfigurasi elektronnya dapat disimpulkan sebagai berikut.
  • Nomor periode sama dengan jumlah kulit
  • Nomor golongan sama dengan elektron valensi
Berdasarkan hubungan tersebut, maka letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi elektron.

Sifat-sifat Periodik Unsur

Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar. Besar kecilnya jari-jari atom terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah kulit dan muatan inti.
    • Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom, semakin besar jari-jarinya.
    • Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar muatan inti, maka semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron, sehingga semakin kecil jari-jarinya
Image
Energi Ionisasi
Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas.
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom.
  • dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil
  • dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah
Besar  kecilnya energi ionisasi bergantung pada besar gaya tarik inti terhadap elektron kulit terluar, yaitu elektron yang akan dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti, semakin besar energi ionisasi
  • dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom bertambah besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Oleh karena itu, energi ionisasi berkurang
  • dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron semakin kuat. Oleh karena itu energi ionisasi bertambah
Image
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron
  • Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung berkurang
  • Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron cenderung bertambah
  • Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas elektronn bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan.
Unsur yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar tentu akan mempunyai keelektronegatifan yang besar pula.
Sifat Logam dan Nonlogam
Sifat logam bergantung pada energi ionisasi. Semakin besar energi ionisasi, semakin sukar bagi atom untuk melepas elektron, dan semakin berkurang sifat logamnya.
Kereaktifan
Kereaktifan suatu unsur begantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA.
(Sumber, kimlemoet.wordpress.com)
Continue Reading...

Rabu, 25 Februari 2015

Contoh Laporan Praktikum Kegiatan Mata Pelajaran IPA

Tidak ada komentar:
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN ALAM PEMBUATAN DONAT KETELA
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Ilmu Pengetahuan Alam



Disusun Oleh  :
1.      Tiara Puspa Anugerah Putri                (03/9A)
2.      Tanzilla Salsabila                                 (09/9A)
3.      Yeni Dwi Sulistyowati                       (11/9A)
4.      Faiza Bela Salsabila                            (31/9A)
5.      Ivan Zain                                             (35/9A)






Tahun Pelajaran 2014-2015


BAB I
PENDAHULUAN


1.1            Latar Belakang
Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan mahluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia. Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi bahan makanan.
Salah satu bahan yang paling penting digunakan dalam pembuatan donat adalah fermipan. Fermipan adalah brand ragi yang diproduksi di Perancis. Ragi adalah suatu macam organisasi ber-sel tunggal yang termasuk ke dalam satu rumpun cendawan. Ragi berasal dari semacam organism sebangsa jamur pemakan gula dengan nama ”Saccharomyces Cerevisieae” yang akan menghasilkan CO2 dalam proses pembuatan adonan donat. CO2 tersebut akan ditangkap oleh “gluten” sehingga adonan bisa cepat mengembang.

1.2            Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang mendasari dilakukanya praktikum ini, yaitu bagaimanakah cara pembuatan donat dengan bantuan fermipan.

1.3            Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu, untuk mengetahui bagaimanakah cara pembuatan donat dengan bantuan fermipan.

1.4            Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum yang ingin dicapai yaitu, agar mengetahui bagaimana cara pembuatan donat dengan bantuan fernipan.


BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1     Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan donat dengan menggunakan fermipan ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 November 2014. Pukul 13:30. Bertempat di dapur rumah Yeni Dwi Sulistyowati
2.2     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pembuatan donat menggunakan fermipan ini adalah :
1)      Kompor
2)      Pisau
3)      Nampan
4)      Penggorengan
5)      Wadah
Bahan yang digunakan dalam pembuatan donat menggunakan fermipan ini adalah :
1)      Ketela, yang sudah ditumbuk halus seberat 250 gram
2)      Tepung terigu tinggi protein, seberat 250 gram
3)      Gula pasir, seberat 50 gram
4)      Susu bubuk, seberat 15 gram
5)      Mentega, sebanyak 1 sendok makan atau seberat 15 gram
6)      Minyak goreng, secukupnya
7)      Telur, sebanyak 1 butir
8)      Pewarna makanan merah, secukupnya
9)      Air, secukupnya
10)  Fermipan, secukupnya
2.3     Prosedur Kerja
Prosedur yang dilakukan dalam proses pembuatan donat menggunakan fermipan adalah sebagai berikut :
1)      Ketela yang sudah ditumbuk kami campurkan dengan gula, mentega, tepung terigu, dan susu bubuk di dalam wadah
2)      Bahan-bahan yang sudah dicampur kemudian diuleni sampai halus dengan menggunakan tangan
3)      Kami mencampurkan fermipan, sebanyak satu sendok teh dengan air
4)      Setelah itu, kami mencampurkan campuran fermipan tersebut dengan adonan yang telah diuleni hingga halus dan rata
5)      Kami mendiamkan adonan tersebut selama 15 menit
6)      Setelah didiamkan selama 15 menit, kami mencetak adonan sesuai dengan bentuk donat
7)      Kami kemudian memasukkan adonan ke dalam wadah dan menutupnya dengan kain basah selama kurang lebih 1 jam
8)      Setelah 1 jam, kami menggoreng adonan tersebut hingga kekuning-kuningan
9)      Kami kemudian mengangkat dan meniriskan adonan


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1     Hasil Praktikum
Dari kegiatan praktikum yang telah kami lakukan maka kami mendapatkan hasil berupa beberapa buah donat, dan yang terpenting kami dapat mengetahui secara langsung bagaimana proses pembuatan donat menggunakan fermipan yang termasuk dalam materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, bab Bioteknologi Konvensional

3.2     Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan donat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan utama dan bahan pembantu. Yang dapat digolongkan dalam bahan utama yaitu : tepung terigu, gula, mentega, telur, air, dan fermipan. Tepung terigu mengandung dua macam protein yang memegang peranan penting dalam pembuatan roti, yaitu protein gluten berfungsi menentukan struktur produk roti dan memberikan kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas ragi, dan protein glutenin yang memberikan elastisitas dan kekuatan untuk perenggangan terhadap gluten. Fungsi fermipan dalam pembuatan donat adalah untuk proses aerasi adonan dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan dan mengempukan gluten dalam adonan. Kondisidari gluten ini akan memungkinkan untuk mengembangkan gas secara merata dan menahannya, membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi.


BAB IV
PENUTUP

4.1     KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa donat adalah makanan yang dibuat dengan menggunakan prinsip bioteknologi konvensional, karena pada saat proses pembuatanya, rmipan










 



                                                                            








Continue Reading...